Temukan 8 Hal Penting tentang menjaga lisan di bulan ramadhan untuk Ramadhan Berkah – E-Jurnal

AnakUI


menjaga lisan di bulan ramadhan

Pengendalian tutur kata merupakan aspek penting dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Ini mencakup menahan diri dari perkataan dusta, fitnah, ghibah (menggunjing), perdebatan sia-sia, dan kata-kata kasar. Dengan menjaga lisan, seorang muslim dapat lebih fokus pada peningkatan kualitas spiritual dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Keberhasilan menjaga lisan juga menjadi indikator keberhasilan puasa secara keseluruhan.

Contohnya, seseorang yang berpuasa tetapi masih gemar bergosip dan menyebarkan fitnah, maka puasanya akan berkurang nilainya di sisi Allah SWT. Sebaliknya, orang yang mampu menjaga lisannya dari perkataan yang tidak bermanfaat akan mendapatkan pahala dan keberkahan yang berlipat ganda. Menjaga lisan merupakan wujud nyata dari pengendalian diri dan kesungguhan dalam beribadah. Hal ini juga mencerminkan akhlak mulia seorang muslim.

Menjaga Lisan di Bulan Ramadhan

Menjaga lisan di bulan Ramadhan merupakan salah satu amalan penting yang harus diperhatikan oleh umat Muslim. Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan ampunan, sehingga setiap muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan amal kebaikan. Salah satu bentuk ibadah yang seringkali terlupakan adalah menjaga lisan dari perkataan yang tidak bermanfaat. Padahal, menjaga lisan memiliki nilai yang sangat tinggi di sisi Allah SWT.

Lidah merupakan anggota tubuh yang kecil, namun memiliki kekuatan yang luar biasa. Ia dapat menjadi sumber kebaikan, namun juga dapat menjadi sumber keburukan. Oleh karena itu, Rasulullah SAW selalu mengingatkan umatnya untuk menjaga lisan. Beliau bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Youtube Video:


Di bulan Ramadhan, menjaga lisan menjadi lebih penting lagi. Puasa tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan hawa nafsu, termasuk hawa nafsu untuk berbicara yang tidak bermanfaat. Menjaga lisan dari perkataan dusta, fitnah, ghibah, dan perkataan sia-sia akan meningkatkan kualitas puasa seseorang. Sebaliknya, jika lisan tidak dijaga, maka puasa tersebut hanya akan menjadi lapar dan dahaga belaka.

Menjaga lisan juga merupakan cerminan akhlak seorang muslim. Seorang muslim yang baik adalah yang mampu menjaga lisannya dari perkataan yang buruk. Ia akan lebih memilih diam daripada mengucapkan kata-kata yang dapat menyakiti hati orang lain. Di bulan Ramadhan, kita dianjurkan untuk lebih introspeksi diri dan memperbaiki akhlak kita, termasuk dalam hal menjaga lisan.

Dengan menjaga lisan, kita dapat menciptakan suasana yang lebih harmonis dan damai di lingkungan sekitar. Kita dapat menghindari perselisihan dan perpecahan yang disebabkan oleh perkataan yang tidak baik. Sebaliknya, kita dapat menyebarkan kebaikan dan kedamaian melalui perkataan yang baik dan bermanfaat.

Menjaga lisan juga dapat meningkatkan konsentrasi kita dalam beribadah. Ketika kita terbiasa menjaga lisan, maka pikiran kita akan lebih fokus pada ibadah dan dzikir kepada Allah SWT. Hal ini akan meningkatkan kualitas ibadah kita dan mendekatkan kita kepada Allah SWT.

Oleh karena itu, marilah kita jadikan bulan Ramadhan sebagai momentum untuk memperbaiki diri, termasuk dalam hal menjaga lisan. Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan dan kemampuan untuk menjaga lisan kita dari perkataan yang tidak bermanfaat.

Dengan menjaga lisan, kita dapat meraih keberkahan dan ampunan Allah SWT di bulan Ramadhan. Semoga kita semua dapat menjalankan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya dan meraih ridha Allah SWT.

Mari kita tingkatkan kualitas ibadah puasa kita dengan menjaga lisan dan memperbanyak amal kebaikan. Semoga Ramadhan kali ini membawa keberkahan dan kebahagiaan bagi kita semua.

Poin-Poin Penting Menjaga Lisan di Bulan Ramadhan

  1. Menahan Diri dari Ghibah:

    Ghibah atau membicarakan keburukan orang lain adalah perbuatan yang dilarang dalam Islam. Di bulan Ramadhan, hendaknya kita lebih berhati-hati dalam menjaga lisan agar terhindar dari ghibah. Ghibah dapat merusak pahala puasa dan menimbulkan permusuhan antar sesama. Lebih baik diam daripada membicarakan keburukan orang lain yang belum tentu kebenarannya.

  2. Menghindari Fitnah:

    Fitnah adalah menyebarkan berita bohong yang dapat merusak nama baik seseorang. Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan, karena dampaknya dapat lebih luas dan berkepanjangan. Di bulan Ramadhan, kita harus menjaga lisan dari fitnah dan menyebarkan informasi yang benar dan bermanfaat.

  3. Meninggalkan Perkataan Dusta:

    Dusta adalah perkataan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Berbohong dapat merusak kepercayaan dan menimbulkan perpecahan. Di bulan Ramadhan, kita harus senantiasa jujur dalam perkataan dan perbuatan. Kejujuran adalah kunci keberhasilan dalam hidup dunia dan akhirat.

  4. Mengurangi Perdebatan yang Tidak Bermanfaat:

    Berdebat tanpa dasar ilmu yang kuat hanya akan membuang waktu dan energi. Di bulan Ramadhan, lebih baik kita fokus pada ibadah dan amal kebaikan. Jika ada perbedaan pendapat, selesaikan dengan cara yang baik dan bijaksana, bukan dengan perdebatan yang tidak bermanfaat.

  5. Menjaga Lisan dari Kata-kata Kasar:

    Kata-kata kasar dapat menyakiti hati orang lain dan merusak hubungan antar sesama. Di bulan Ramadhan, kita harus menjaga lisan dari kata-kata kasar dan menggantinya dengan kata-kata yang baik dan santun. Berbicara dengan lemah lembut dan sopan merupakan akhlak mulia seorang muslim.

  6. Memperbanyak Dzikir dan Doa:

    Mengisi waktu dengan dzikir dan doa dapat membantu kita menjaga lisan dari perkataan yang tidak bermanfaat. Di bulan Ramadhan, perbanyaklah membaca Al-Qur’an, berdzikir, dan berdoa kepada Allah SWT. Dzikir dan doa dapat menenangkan hati dan mendekatkan kita kepada Allah SWT.

  7. Berpikir sebelum Berbicara:

    Sebelum berbicara, pikirkanlah terlebih dahulu dampak dari perkataan kita. Apakah perkataan tersebut bermanfaat atau justru merugikan? Apakah perkataan tersebut akan menyakiti hati orang lain atau tidak? Berpikir sebelum berbicara dapat membantu kita menjaga lisan dari perkataan yang tidak baik.

  8. Memohon Ampun kepada Allah SWT:

    Jika kita terlanjur mengucapkan perkataan yang tidak baik, segeralah memohon ampun kepada Allah SWT. Allah SWT Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Janganlah berputus asa dari rahmat Allah SWT dan teruslah berusaha untuk memperbaiki diri.

Tips Menjaga Lisan di Bulan Ramadhan

  • Berpuasa Sunnah:

    Berpuasa sunnah dapat melatih kita untuk mengendalikan hawa nafsu, termasuk hawa nafsu untuk berbicara yang tidak bermanfaat. Dengan berpuasa sunnah, kita dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi bulan Ramadhan dengan lebih baik.

  • Membaca Al-Qur’an:

    Membaca Al-Qur’an dapat menenangkan hati dan pikiran kita. Ketika hati dan pikiran tenang, maka kita akan lebih mudah mengendalikan lisan. Bacalah Al-Qur’an dengan tartil dan tadabbur agar kita dapat memahami maknanya.

  • Menghadiri Majelis Ilmu:

    Menghadiri majelis ilmu dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang agama. Dengan ilmu yang cukup, kita dapat membedakan mana perkataan yang baik dan mana perkataan yang buruk. Ilmu juga dapat membimbing kita untuk berbicara dengan benar dan bijaksana.

  • Berkumpul dengan Orang-orang Sholeh:

    Berkumpul dengan orang-orang sholeh dapat memberikan pengaruh positif bagi diri kita. Kita dapat belajar dari akhlak dan perilaku mereka yang selalu menjaga lisan. Lingkungan yang baik dapat membantu kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Menjaga lisan adalah cerminan keimanan seseorang. Rasulullah SAW bersabda, “Seseorang tidaklah beriman secara sempurna hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” Cinta kepada sesama tentu diwujudkan dengan menjaga lisan dari perkataan yang menyakitkan.

Ramadhan adalah bulan penuh ampunan. Mari manfaatkan momentum ini untuk membersihkan diri dari segala dosa, termasuk dosa lisan. Dengan menjaga lisan, kita berharap mendapatkan ampunan dan rahmat Allah SWT.

Lisan yang terjaga akan mendatangkan kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain. Perkataan yang baik dapat memberikan semangat dan motivasi, sedangkan perkataan yang buruk dapat menghancurkan hati dan menimbulkan permusuhan.

Menjaga lisan bukan berarti diam terus-menerus. Kita tetap boleh berbicara, asalkan perkataan tersebut bermanfaat dan tidak menyakiti hati orang lain. Berbicara dengan bijaksana dan penuh hikmah adalah ciri seorang muslim yang baik.

Berpuasa bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan hawa nafsu, termasuk hawa nafsu untuk berbicara yang tidak bermanfaat. Menjaga lisan merupakan bagian integral dari ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Keberhasilan menjaga lisan di bulan Ramadhan dapat menjadi bekal untuk menjaga lisan di bulan-bulan berikutnya. Jadikan Ramadhan sebagai latihan untuk membiasakan diri berbicara yang baik dan bermanfaat.

Mari kita jadikan Ramadhan sebagai bulan penuh berkah dengan memperbanyak ibadah dan amal kebaikan, termasuk menjaga lisan dari perkataan yang tidak bermanfaat.

Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan dan kemampuan untuk menjaga lisan kita dari perkataan yang tidak baik, sehingga kita dapat meraih ridha-Nya di bulan Ramadhan dan bulan-bulan selanjutnya.

Menjaga lisan adalah salah satu kunci keberhasilan dalam hidup. Dengan lisan yang terjaga, kita dapat membangun hubungan yang baik dengan Allah SWT dan sesama manusia.

Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari bulan Ramadhan dan menjadi pribadi yang lebih baik, termasuk dalam hal menjaga lisan.

Pertanyaan Seputar Menjaga Lisan di Bulan Ramadhan

Muhammad Al-Farisi: Bagaimana hukumnya membicarakan aib orang lain di bulan Ramadhan?

Ustazah Hj. Siti Khoeriyah: Membicarakan aib orang lain hukumnya haram, baik di bulan Ramadhan maupun di bulan lainnya. Ghibah adalah dosa besar yang dapat merusak pahala puasa dan menimbulkan permusuhan. Hendaknya kita menjaga lisan dan menahan diri dari membicarakan aib orang lain.

Ahmad Zainuddin: Apakah bercanda boleh dilakukan di bulan Ramadhan?

Ustazah Hj. Siti Khoeriyah: Bercanda boleh saja dilakukan di bulan Ramadhan, asalkan tidak berlebihan dan tidak mengandung unsur dusta, ejekan, atau penghinaan. Bercandalah seperlunya untuk menyegarkan pikiran dan menjalin silaturahmi.

Bilal Ramadhan: Bagaimana jika kita tidak sengaja mengucapkan kata-kata yang tidak baik saat berpuasa?

Ustazah Hj. Siti Khoeriyah: Jika tidak sengaja, maka puasanya tetap sah. Namun, sebaiknya kita segera memohon ampun kepada Allah SWT dan berusaha untuk lebih berhati-hati dalam menjaga lisan.

Fadhlan Syahreza: Apakah diam lebih baik daripada berbicara yang tidak bermanfaat?

Ustazah Hj. Siti Khoeriyah: Ya, diam lebih baik daripada berbicara yang tidak bermanfaat. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ghazali Nurrahman: Bagaimana cara melatih diri untuk menjaga lisan?

Ustazah Hj. Siti Khoeriyah: Cara melatih diri untuk menjaga lisan adalah dengan memperbanyak dzikir, membaca Al-Qur’an, menghadiri majelis ilmu, dan berkumpul dengan orang-orang sholeh. Selain itu, biasakanlah untuk berpikir sebelum berbicara.

Hafidz Al-Karim: Apa saja manfaat menjaga lisan di bulan Ramadhan?

Ustazah Hj. Siti Khoeriyah: Manfaat menjaga lisan di bulan Ramadhan antara lain meningkatkan kualitas puasa, mendekatkan diri kepada Allah SWT, menciptakan suasana yang harmonis, meningkatkan konsentrasi dalam beribadah, dan meraih keberkahan dan ampunan Allah SWT.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru