
Melafalkan niat sebelum berpuasa merupakan anjuran yang ditekankan dalam Islam. Niat ini berfungsi sebagai penegasan dan pembeda antara ibadah puasa dengan sekadar menahan lapar dan haus. Pengucapan niat, baik secara lisan maupun dalam hati, menandakan kesungguhan hati seseorang dalam menjalankan ibadah puasa. Dengan adanya niat, puasa yang dijalankan akan bernilai ibadah di sisi Allah SWT.
Contoh niat puasa sunnah di bulan Muharram: “Nawaitu shauma ghadin an adai sunnati Muharram lillahi taala” (Saya niat puasa besok karena mengharap pahala sunnah Muharram karena Allah taala).
doa niat puasa muharram
Bulan Muharram, sebagai bulan pertama dalam kalender Hijriah, memiliki keistimewaan tersendiri. Salah satu amalan sunnah yang dianjurkan di bulan ini adalah berpuasa. Puasa Muharram, selain puasa Asyura, dapat dilakukan sepanjang bulan ini. Keutamaan puasa di bulan Muharram dijelaskan dalam beberapa hadis, menunjukkan pentingnya amalan ini bagi umat Muslim.
Niat puasa Muharram menjadi kunci sahnya ibadah puasa tersebut. Meskipun niat berada dalam hati, disunnahkan untuk melafalkannya. Pengucapan niat ini menjadi penegasan atas tujuan dan keikhlasan dalam berpuasa. Dengan melafalkan niat, seseorang memperkuat tekadnya untuk menjalankan ibadah puasa semata-mata karena Allah SWT.
Waktu melafalkan niat puasa Muharram sebaiknya dilakukan sejak malam hari sebelum puasa dimulai, yaitu sebelum waktu subuh. Namun, jika terlupa, niat masih dapat diucapkan di pagi hari sebelum tergelincir waktu dzuhur, asalkan belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Ketetapan ini memberikan kemudahan bagi umat Muslim yang mungkin terlupa melafalkan niat di malam hari.
Youtube Video:

Lafal niat puasa Muharram yang umum digunakan adalah “Nawaitu shauma ghadin an adai sunnati Muharram lillahi taala“. Kalimat ini mengandung makna yang mendalam, yaitu pernyataan niat untuk berpuasa esok hari karena mengharap pahala sunnah Muharram karena Allah semata. Penting untuk memahami makna dari lafal niat tersebut agar puasa yang dijalankan lebih bermakna.
Selain puasa Asyura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram, terdapat pula puasa Tasu’a yang disunnahkan pada tanggal 9 Muharram. Dianjurkan untuk menggabungkan kedua puasa ini atau menambahkan puasa pada tanggal 11 Muharram. Hal ini bertujuan untuk membedakan puasa umat Muslim dengan puasa orang Yahudi yang hanya berpuasa pada tanggal 10 Muharram.
Keutamaan puasa Muharram sangatlah besar. Rasulullah SAW bersabda bahwa puasa di bulan Muharram merupakan sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadan. Hadis ini menunjukkan betapa tingginya derajat puasa Muharram di sisi Allah SWT. Oleh karena itu, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunnah, termasuk puasa, di bulan Muharram.
Selain berpuasa, terdapat amalan sunnah lainnya yang dianjurkan di bulan Muharram, seperti memperbanyak sedekah, membaca Al-Qur’an, dan berdzikir. Menggabungkan berbagai amalan sunnah ini akan semakin meningkatkan pahala dan keberkahan di bulan Muharram. Umat Muslim hendaknya memanfaatkan bulan Muharram untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dengan memahami keutamaan dan tata cara puasa Muharram, diharapkan umat Muslim dapat menjalankan ibadah ini dengan lebih khusyuk dan ikhlas. Semoga Allah SWT menerima amalan puasa kita dan memberikan keberkahan di bulan Muharram dan seterusnya. Marilah kita manfaatkan bulan yang penuh berkah ini untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
Poin-Poin Penting Niat Puasa Muharram
- Niat sebagai Penegas Ibadah. Niat menjadi pembeda antara puasa sebagai ibadah dan sekadar menahan lapar dan haus. Tanpa niat yang tulus, puasa tidak akan bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Oleh karena itu, penting untuk meniatkan puasa karena Allah semata.
- Waktu Melafalkan Niat. Waktu terbaik untuk melafalkan niat puasa Muharram adalah di malam hari sebelum waktu subuh. Namun, jika terlupa, niat masih bisa diucapkan di pagi hari sebelum waktu dzuhur, asalkan belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.
- Lafal Niat Puasa Muharram. Lafal niat puasa Muharram yang umum digunakan adalah “Nawaitu shauma ghadin an adai sunnati Muharram lillahi taala“. Lafal ini mengandung arti niat berpuasa esok hari untuk menjalankan sunnah puasa Muharram karena Allah Ta’ala.
- Keutamaan Puasa Muharram. Puasa Muharram memiliki keutamaan yang besar, dianggap sebagai sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadan. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW yang menganjurkan umat Islam untuk berpuasa di bulan Muharram.
- Puasa Asyura dan Tasu’a. Disunnahkan berpuasa pada tanggal 9 (Tasu’a) dan 10 (Asyura) Muharram. Lebih utama lagi menambahkan puasa pada tanggal 11 Muharram untuk membedakan dengan puasa Yahudi.
- Menggabungkan dengan Amalan Lain. Selain berpuasa, dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunnah lainnya di bulan Muharram, seperti sedekah, membaca Al-Qur’an, dan berdzikir. Hal ini akan meningkatkan pahala dan keberkahan di bulan Muharram.
- Hikmah Puasa Muharram. Puasa Muharram mengajarkan umat Muslim untuk meningkatkan ketakwaan, pengendalian diri, dan rasa syukur kepada Allah SWT. Melalui puasa, diharapkan dapat membersihkan jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
- Niat dalam Hati. Meskipun disunnahkan melafalkan niat, yang terpenting adalah niat yang tulus dalam hati. Allah SWT Maha Mengetahui isi hati hamba-Nya, sehingga keikhlasan menjadi kunci utama dalam beribadah.
- Menjaga Keikhlasan. Dalam menjalankan puasa Muharram, penting untuk menjaga keikhlasan semata-mata karena Allah SWT. Hindari riya’ atau pamer dalam beribadah agar puasa diterima dan mendapatkan pahala yang berlimpah.
- Meneladani Rasulullah. Puasa Muharram merupakan salah satu sunnah Rasulullah SAW. Dengan menjalankan puasa ini, umat Muslim meneladani Rasulullah SAW dan mengikuti ajarannya yang mulia.
Tips Menjalankan Puasa Muharram
- Persiapkan diri dengan baik. Siapkan fisik dan mental sebelum memulai puasa Muharram. Konsumsi makanan bergizi saat sahur dan berbuka, serta istirahat yang cukup agar tubuh tetap sehat dan kuat selama berpuasa.
- Perbanyak ibadah sunnah. Selain puasa, perbanyak ibadah sunnah lainnya seperti shalat sunnah, membaca Al-Qur’an, dan berdzikir. Hal ini akan meningkatkan pahala dan keberkahan di bulan Muharram.
- Jaga perilaku dan lisan. Selama berpuasa, jagalah perilaku dan lisan dari hal-hal yang dilarang agama. Hindari perkataan dan perbuatan yang sia-sia, dusta, dan menggunjing orang lain.
- Perbanyak sedekah. Bulan Muharram merupakan momentum yang tepat untuk memperbanyak sedekah. Berbagi rezeki dengan orang yang membutuhkan akan meningkatkan pahala dan keberkahan di bulan yang mulia ini.
- Manfaatkan waktu dengan bijak. Gunakan waktu selama berpuasa untuk hal-hal yang bermanfaat, seperti membaca buku-buku keagamaan, mendengarkan ceramah, atau mengikuti kajian Islam.
Bulan Muharram adalah bulan yang penuh keberkahan dan kemuliaan. Di bulan ini, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunnah, termasuk puasa. Puasa Muharram memiliki keutamaan yang besar di sisi Allah SWT, sebagaimana disebutkan dalam hadis Rasulullah SAW.
Puasa di bulan Muharram dapat dilakukan sepanjang bulan, kecuali pada hari-hari yang diharamkan untuk berpuasa, seperti hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Umat Muslim dianjurkan untuk memanfaatkan kesempatan ini untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Selain puasa wajib di bulan Ramadan, puasa sunnah di bulan Muharram merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan. Puasa ini merupakan bentuk ketaatan dan kecintaan kepada Allah SWT serta Rasul-Nya.
Dengan berpuasa, umat Muslim belajar untuk mengendalikan hawa nafsu dan meningkatkan kesabaran. Puasa juga melatih diri untuk lebih peka terhadap penderitaan orang lain dan meningkatkan rasa empati.
Keutamaan puasa Muharram tidak hanya terbatas pada pahala yang besar, tetapi juga memberikan banyak manfaat spiritual bagi pelakunya. Puasa dapat membersihkan jiwa, menenangkan hati, dan meningkatkan keimanan.
Melaksanakan puasa Muharram dengan ikhlas dan penuh kesadaran akan meningkatkan kedekatan diri kepada Allah SWT. Puasa yang dijalankan dengan tulus akan memberikan ketenangan batin dan kebahagiaan hakiki.
Marilah kita manfaatkan bulan Muharram ini untuk meningkatkan kualitas ibadah dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Semoga Allah SWT menerima segala amalan baik kita dan memberikan keberkahan dalam hidup kita.
Selain puasa, perbanyaklah amalan-amalan sunnah lainnya di bulan Muharram, seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir, dan bersedekah. Dengan demikian, kita akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dan keberkahan yang melimpah.
Jadikanlah bulan Muharram sebagai momentum untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas keimanan kita. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita ke jalan yang diridhoi-Nya.
Dengan menjalankan puasa Muharram dan amalan sunnah lainnya, diharapkan umat Muslim dapat meraih keberkahan dan ampunan dari Allah SWT. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang beruntung di dunia dan akhirat.
Pertanyaan Seputar Puasa Muharram
Muhammad Al-Farisi: Apakah boleh niat puasa Muharram digabung dengan niat puasa sunnah lainnya?
Ustaz Hamdan Al-Ghozali: Jika puasa sunnah lainnya bertepatan di hari yang sama dengan puasa Muharram, maka cukup dengan satu niat saja untuk puasa Muharram. Niat tersebut sudah mencakup niat untuk puasa sunnah lainnya yang bertepatan.
Ahmad Zainuddin: Bagaimana jika lupa melafalkan niat puasa Muharram di malam hari?
Ustaz Hamdan Al-Ghozali: Jika lupa melafalkan niat di malam hari, Anda masih bisa meniatkannya di pagi hari sebelum tergelincir waktu dzuhur, asalkan belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.
Bilal Ramadhan: Apakah ada doa khusus setelah berbuka puasa Muharram?
Ustaz Hamdan Al-Ghozali: Tidak ada doa khusus setelah berbuka puasa Muharram. Anda dapat membaca doa berbuka puasa sebagaimana doa berbuka puasa pada umumnya, “Allahumma laka shumtu wa bika aamantu wa ‘alaa rizqika afthartu”.
Fadhlan Syahreza: Apa saja yang membatalkan puasa Muharram?
Ustaz Hamdan Al-Ghozali: Hal-hal yang membatalkan puasa Muharram sama dengan hal-hal yang membatalkan puasa lainnya, seperti makan dan minum dengan sengaja, muntah dengan sengaja, berhubungan suami istri, haid, nifas, dan keluar mani dengan sengaja.
Ghazali Nurrahman: Apakah wanita haid boleh mengqadha puasa Muharram?
Ustaz Hamdan Al-Ghozali: Puasa Muharram hukumnya sunnah, sehingga wanita yang haid tidak wajib mengqadhanya. Namun, jika ia ingin menggantinya di hari lain, itu lebih baik.