Kemampuan beretorika adalah hal yang sangat penting bagi mahasiswa, ataupun seluruh civitas yang bergelut di dunia akademik. Kemampuan beretorika merupakan sesuatu yang mahal untuk mendapatkannya, hal ini dikarenakan butuh jam terbang untuk menguasainya. Nah bagi kalian yang ingin melatih kemampuan retorika kalian maka saya akan memberikan empat tips untuk melatihnya. Bagaimana caranya? Yuk simak penjelasannya.
1. Latihan Berbicara dengan Irama dan Tanpa Teks
Hal pertama yang bisa anda lakukan untuk melatih kemampuan retorika kalian adalah temukan irama berbicara kalian. Irama disini bukan berarti seperti menyanyi ya hihihi, tapi kalian harus tau ketika berbicara ada saat untuk kalian berhenti tapi jangan bergumam ya seperti (hmmm). Jika kalian bergumam (hmm) itu menunjukkan kalian tidak menguasai materi dengan baik, berikan keheningan saja dan jangan bergumam, kemudian memberikan penekanan pada diksi tertentu misalnya ketika anda mengucapkan diksi yang bernada ilmiah nada kalian agak tinggi, dan ketika memberikan contoh kalian mengucapkannya dengan santai atapun penekanan.
Hindari berbicara yang terkesan menghapal dan dengan nada monoton, kebanyakan mahasiswa ketika berbicara di depan umum mereka akan berbicara dengan nada monoton seperti terkesan menghapal dan berbicara tergesa-gesa. Jika kalian melakukan seperti itu maka itu merupakan indikasi dari buruknya kemampuan retorika kalian. Jangan terburu-buru, santai saja, ada saatnya kalian harus berhenti sejenak tapi jangan bergumam, kemudian memberikan penekanan pada diksi tertentu ketika berbicara, hindari juga kata-kata yang tidak perlu, beberapa mahasiswa ketika selesai berbicara kadang menyisipkan kata seperti “gitu ya” dan lain-lain, hindari hal tesebut karena sangat fatal.
Selain itu jika kalian ingin mempunyai kemampuan retorika yang baik maka hindari membaca teks, coba latihan berbicara tanpa teks karena dengan berbicara tanpa teks akan membuat anda lebih percaya diri pada kemampuan ingatan anda dan ini akan membuat audiens semakin terpersuasif dengan anda. Jika kita melihat seorang publik speaker berbicara dengan membaca teks pasti kalian tidak akan terpersuasif kan? Karena dengan membaca teks, audiens kalian akan berfikir bahwa anda tidak menguasai materi yang ingin anda bawakan sehingga anda menggunakan teks. Jelas dalam ilmu retorika hal tersebut harus dihindari, mempersuasi audiens adalah tujuan ilmu retorika, hindari hal-hal yang membuat audiens menjadi tidak persuasif.
BACA JUGA: Ini 4 Hal yang Bisa Kita Lakukan saat Bosan Mendengar Umbar Janji Kampanye Pemira!
2. Latihan Variasi Ekspresi dan Gerakan Tangan
Ini yang sangat penting, selain berbicara dengan hebat, kemampuan berbicara anda juga harus diimbangi dengan ekspresi wajah anda dan gerakan tangan. Bukan tanpa sebab, karena coba bayangkan seorang pembicara publik yang sedang berusaha mempersuasi kawanan mahasiswa untuk berdemo, mempunyai narasi yang bagus kemampuan berbicara yang hebat tapi ketika berbicara tidak menunjukkan ekspresi apapun dan tidak menggerakan tangannya untuk menunjang kemampuan berbicaranya, jelas mahasiswa yang berdemontrasi tidak akan terpersuasi, jika ingin mempersuasi kawanan berdemo maka ekspresi kalian harus menyakinkan mereka, buat wajah yang mengekspresikan perjuangan, kemarahan, keyakinan, dan-lain. Gunakan juga gerakan tangan yang mengepal ketika berbicara, karena dengan begitu akan menunjang retorika kalian.
Sebenarnya latihan variasi ekpresi dan gerakan tangan adalah hal yang penting dalam ilmu retorika dibandingkan lainnya, karena terkadang gerakan tubuh lebih bisa menunjang kemampuan berbicara. Jadi tips kedua adalah latihlah ekspresi anda dan gerakan tangan dan sesuaikan dengan berbicara kalian. Coba gunakan kaca dan lihat ekspresi wajah kalian dan lakukan latihan untuk menyesuaikannya, bahkan Hitler, Soekarno itu ternyata sebelum menjadi seorang publik speaker yang hebat mereka sering berdiri di depan kaca untuk latihan menyusaikan ekspresi wajahnya dengan kemampuan berbicaranya.
3. Latihan Menatap Mata Audiens
Ini dia yang cukup penting, yaitu latihan menatap mata audiens ketika berbicara, latihan ini hanya bisa dilakukan secara real yaitu kalian harus benar-benar mencari seorang audiens kemudian berbicara di depannya dan tataplah matanya dengan meyakinkan, tapi jangan melotot ya hihihi, santai saja, mengapa perlu menatap mata audiens? Tentu saja harus karena retorika adalah seni mempersuasi, dengan menatap dan membuat kontak mata dengan audiens maka itu memberikan sinyal positif terhadap audiens dan juga akan membuat audiens anda merasa diperhatikan sehingga mereka akan benar-benar mau mendengarkan anda.
Coba bayangkan jika seorang public speaker tidak menatap mata audiensnya ketika berbicara melainkan menatap ke tanah ataupun ke tempat lainnya, tentu audiens akan berfikir bahwa public speaker itu adalah seorang yang tidak percaya diri dan pemalu selain itu ini akan memberikan sinyal negatif kepada audiens karena audiens merasa tidak diperhatikan sehingga audiens merasa tidak ada kontak dengan si public speaker. Jadi cobalah latihan menatap mata audiens,tapi jika audiens anda banyak cobalah berpindah tatapannya dari satu individu kepada individu lain, jangan tatap satu audiens saja jika audiensnya banyak. Latihan menatap mata audiens ini yang sebenarnya penting dari ilmu retorika karena membutuhkan jam terbang yang banyak.
BACA JUGA: Pengalaman Mendapatkan Beasiswa S2 di Taiwan oleh Azhar Fikri
4. Membaca Suasana Audiens
Ini dia yang terakhir untuk mengembangkan kemampuan retorika kalian, yaitu membaca suasana audiens, terkadang public speaker ketika berbicara tanpa sadar mengucapkan sesuat yang lucu, nah ketika audiens tertawa maka kalian hentikan dulu berbicara kalian sampai seluruh audiens berhenti tertawa baru lanjutkan lagi, kemampuan membaca suasana audiens itu yang penting bagi publik speaker.
Sama sepeti saya ketika saya mengajar sosiologi kepada anak SMA kelas 3 yang sedang persiapan UTBK, kadang-kadang ketika saya mengajar, saya tanpa sadar mengucapkan sesuatu yang sebenarnya menggelikan bagi mereka dan mereka tertawa padahal saya sebenarnya sedang menjelaskan apa adanya materi pelajaran tersebut tapi kalian jangan menyuruh audiens untuk berhenti tertawa tapi biarkan dan kalau bisa kita ikut tertawa bersama mereka supaya ada kontak positif antara audiens dengan anda sebagai pembicara. Tunggu selesai seluruh audiens tertawa baru lanjutkan kembali berbicara kalian.
Kalian juga harus membaca suasana seperti ada yang tidak mengerti, jika kalian melihat ekspresi audiens sepeti tidak mengerti apa yang anda ucapkan karena istilah anda terlalu teknis maka kalian harus peka membaca suasana tersebut dan jika kalian telah membaca suasana tersebut jangan lanjutkan ke materi sebelumnya tetapi anda jelaskan ulang dengan bahasa yang berbeda atau dengan memberikan contoh supaya audiens anda dapat memahami apa yang anda bicarakan sehingga audiens anda bersedia kembali mendengarkan anda. Kemampuan membaca suasana audiens harus anda kembangkan tetapi untuk menguasai kemampuan membaca suasana audiens tidak dapat dilakukan dengan latihan di depan kaca melainkan kalian harus benar-benar terjun berbicara di depan audiens, jadi kemampuan ini harus dilatih dengan jam terbang yang tinggi.
BACA JUGA: Tertarik Membuat Podcast? Kamu Bisa Siapkan Hal Ini!